Sebenarnya buat apa sekolah? Kenapa banyak yang nganggur lulusan SMA dan Sarjana?

   Pembicaraan tentang “sebenarnya buat apa sekolah” seringkali terdengar di telinga kita. Pembicaraan itu sering dibahas mulai dari anak sekolah, para orang tua, dan berbagai lapisan sosial masyarakat. Lalu apa yang salah dengan “Sebenarnya buat apa sekolah”?

   Beberapa siswa dan orang tua menganggap bahwa sukses itu ketika mendapat pekerjaan yang layak, syukur” menjadi dokter, direktur, dan manager. Selain pekerjaan itu dianggap tidak sukses, dianggap tidak pintar, dan lain-lain yang memiliki stereotip yang buruk. Apakah memang demikian? Kenapa bisa terjadi patokan seperti itu? Apakah itu salah? Apakah itu berlebihan? 

   Ditambah lagi zaman saat ini kita hidup yaitu zaman modern abad 21 dimana bukan lagi zaman ijazah yang paling penting. Kita melihat bahwa lulusan SMA, atau hanya SD pun bisa mencapai kesuksesan seperti lulusan sarjana bahkan diatasnya. Kita tahu bahwa selain ijazah, keterampilan yang sesuai dengan zaman inilah yang juga penting. 

    Bermunculannya media sosial seperti facebook, youtube, tiktok membuat orang yang tidak sekolah pun bisa sukses asa memiliki keterampilan. Semisal YouTube seseorang harus memiliki kreatifitas tinggi, publik speaking yang baik, dan membuat konten yang menarik. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi pergeseran tatanan hidup yang harus sesuai dengan perkembangan zaman.

   Masalah itu merembet kepada tujuan sekolah. Tujuan sekolah saat ini menurut kita termasuk penulis sebenarnya hanya untuk memperbaiki status sosial kita dimasyarakat, mendapatkan pekerjaan, dan hidup yang menyenangkan. Apakah itu benar? Tergantung pembaca, tapi penulis melihat fakta dilapangan seperti itu. Itu bisa dimaklumi. Itu manusiawi. 

    Padahal kita tahu bahwa tujuan sekolah menurut agama itu tidak lain untuk mencari ilmu dan beribadah kepada tuhan kita masing-masing. Tujuan sekolah menurut negara kita adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Lalu kenapa terjadi pergeseran tujuan “sebenarnya buat apa sekolah”. 

    Patokan kita tentang tujuan sekolah itu yang memberikan stereotip buruk bagi mereka yang tidak bisa mendapatkan pekerjaan, merasa isi dengan orang lain yang bisa sukses semestara dirinya sendiri tidak. Lalu apakah sekolah itu salah? Atau mungkin sistem pendidikan kita yang salah? 

   Tidak. Menurut saya kita saja yang salah menilai bahwa sekolah itu harus bisa menjadikan kita sukses, menjadikan kita menjadi dokter. Seakan” menjadi petani, pedagang, itu salah. Menurut saya Pola pikir kita yang salah. Kita terjebak dalam balap karung yang sama, rakus, tamak, dan lupa bahwa sekolah itu tidak hanya membuat kita seperti apa yang kita pikirkan diatas. Lebih dari itu sekolah itu berfungsi mendidik kita tentang bagaimana memiliki sikap, akhlak, dan moral yang baik. Sekolah itu sebagai penerang dan menyelamatkan kita dari kesesatan, ketamakan, dan sikap buruk lainnya.

   Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa bukan tujuan sekolahnya yang salah tapi kita saja yang mengalami pergeseran ke arah yang relatif buruk. Jadi sudah terjawab “sebenarnya buat apa sekolah”. Tanyakan pada diri kita sendiri dan renungkan mungkin kita yang terlalu tamak, iri hati, dan terjebak dalam balap karung yang sama seperti yang lainnya!!!. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keanekaragaman Hayati: Tingkat gen, spesies, dan ekosistem, Klasifikasi makhluk hidup, Faktor-faktor yang memos taruna keanekaragaman hayati, Pola sebaran, Upaya pelestarian, Tipe ekosistem

Virus: Pengertian, Ciri-ciri, Cara hidup dan Reproduksi, Klasifikasi, Peranan, Pencegahan dan Pengobatan infeksi, Pembiakan, Viroid dan Prion